Eugene dan Natalya Kaspersky adalah pendiri Kaspersky Lab, perusahaan terkemuka dalam urusan antivirus komputer yang berbasis di Moskwa, Rusia. Kompas berkesempatan menemui kedua tokoh yang amat dikenal di seantero Rusia, bahkan mereka juga menjadi kebanggaan negara itu, saat berlangsung Kaspersky Lab International Press Tour, 3-6 Desember 2008.
Kesan ”jauh” sebagai sebuah keluarga terlihat saat berlangsung acara yang dihadiri 150 jurnalis dari berbagai negara tersebut. Tidak sehari pun mereka berada dalam satu ruangan atau acara yang sama.
Kesannya, mereka ”kucingkucingan”. Namun, ketika sudah memasuki wawancara dan bicara mengenai bisnis Kaspersky Lab yang mereka bangun, keduanya tetap bisa menunjukkan kekompakan meski terpisah secara tempat dan waktu!
Kesempatan pertama diberikan Natalya setelah Kompas menunggu sesi pemotretan dan wawancara dia dengan salah satu stasiun televisi Rusia. ”Apa kabar Indonesia? Juga Anda?” sapanya di salah satu ruang besar di Hotel Marriott.
Perempuan lulusan Universitas Negeri Moskwa Jurusan Elektronika dan Matematika itu tampak simpel dalam menjawab berbagai pertanyaan meskipun dia bisa dikatakan hampir tidak pernah tersenyum saat berbicara. Ia cenderung serius.
Mengenakan busana yang didominasi warna coklat, ibu dua anak ini memilih merahasiakan hari lahirnya. Natalya lulus dari universitas bergengsi di Moskwa itu pada tahun 1989.
Setelah itu, dia langsung bekerja di KAMI, Pusat Teknologi Informasi Rusia. Tahun 2000 Natalya meninggalkan KAMI dan mulai mengembangkan peranti lunak (software) antivirus dalam sebuah proyek bernama AVP. Penjualan peranti lunak antivirus saat itu ”hanya” 200 dollar AS per bulan.
Padahal, itulah cikal bakal lahirnya Kaspersky Lab setelah berkolaborasi dengan tiga pemrogram lain. Bandingkan penghasilan Kaspersky sekarang yang mencapai 300 juta dollar AS dalam setahun!
Unit bisnis lain
Tidak puas dengan Kaspersky Lab yang pasti berada dalam bayang- bayang kejayaan sang suami, Eugene (maklum di Kaspersky Lab Natalya hanya disebut sebagai co-founder), perempuan yang juga fasih berbahasa Inggris dan bahasa Jerman ini lalu mendirikan satu unit bisnis lainnya, yakni Info-Watch.
Jika Kaspersky Lab berkonsentrasi pada pengamanan dan pencegahan virus asing, Info-Watch memproteksi data dan dokumen penting yang ada pada komputer dari pencurian ”orang dalam” sendiri, yakni karyawan di lingkungan sebuah perusahaan.
”Ini sering kali kurang disadari bahwa dokumen penting yang tersimpan dalam sebuah komputer itu rawan pencurian dan diperjualbelikan oleh karyawan kepada pihak lain,” kata Natalya yang pada tahun 2008 berada di peringkat ke-4 dari 200 perempuan pebisnis Rusia paling berpengaruh.
Natalya mengakui, perusahaan yang didirikannya itu sampai sekarang hanya dikenal di Rusia. Namun, dia bertekad untuk membawa InfoWatch lebih mendunia.
”Saya bertekad membawa InfoWatch keluar Rusia agar lebih dikenal, dan itu sudah menunjukkan hasilnya,” kata ibu dari Monika dan Igor ini.
Mantan KGB
Eugene Kaspersky adalah orang Rusia yang periang dan blak-blakan untuk ukuran bangsanya. Ia, misalnya, tidak segan- segan mengaku bahwa dulu bekerja untuk KGB, dinas intelijen Rusia yang terkenal ke seantero bumi itu.
Pemilik nama lengkap Evgeny Valentinovich Kaspersky yang lahir pada 4 Oktober 1965 di kota kecil Novorossiysk, Rusia, ini belakangan dikenal sebagai spesialis dalam pengamanan informasi komputer. Ia telah menulis ratusan artikel mengenai virus komputer dan berbicara mengenai keahliannya itu dalam berbagai forum internasional.
Sejak masih berusia muda, Eugene sudah jatuh cinta pada matematika, satu cabang ilmu yang justru paling ”ditakuti” sebagian orang. Saat menginjak sekolah menengah, kegemarannya adalah memecahkan soalsoal matematika. Hampir sebagian besar soal matematika bisa dia pecahkan.
Memasuki bangku universitas, Eugene kuliah di Institut Kriptografi, Telekomunikasi, dan Ilmu Komputer, sebuah lembaga yang didirikan Kementerian Pertahanan Rusia dan KGB.
”Saya pernah ditertawakan orang hanya karena menekuni kriptografi, tetapi saya bangga sebab hanya ’manusia langka’ tertentu sajalah yang bisa memasuki jurusan itu. Mahasiswa jurusan matematika pun belum tentu berhasil masuk di jurusan kriptografi,” kata Eugene mengenang jurusannya, sebuah ilmu yang mendedikasikan diri pada pemecahan sandi atau informasi yang tersembunyi.
Dalam atmosfer pendidikan modern, kriptografi menjadi bagian matematika dan ilmu komputer khusus dalam bidang pengamanan informasi dan rekayasa peranti lunak. Berbekal ilmu langka inilah Eugene melangkah ”ke luar” setelah mendapat izin pemerintah sebagai analis informasi.
Pada 1997, bersama Natalya yang kelak menjadi istrinya, Eugene mendirikan Kaspersky Lab. ”Saya mendirikan perusahaan ini dengan perencanaan. Namun bahwa saya konsentrasi di bidang virus komputer, itu benarbenar kebetulan,” kenangnya.
Mendeteksi virus komputer
Tatkala bekerja di pemerintah sebagai periset akhir tahun 1980-an, ia mendeteksi virus bernama Cascade pada komputer kerjanya. Sejak itulah, tepatnya tahun 1989, minatnya dikembangkan khusus untuk membuat peranti lunak pengamanan virus.
Eugene lalu bergabung dengan KAMI yang bergengsi di Rusia dan memulai proyek pengembangan peranti lunak antivirus (AVP). Berbekal pengalaman itu, Eugene bersama Natalya mendirikan Kaspersky Lab dan mengubah AVP menjadi Kaspersky Antivirus pada tahun 2000 setelah bersilang pendapat dengan rekan bisnisnya dari Amerika Serikat.
”Anda tahu berapa karyawan saya saat Kaspersky Lab berdiri? Hanya 15 orang dengan penghasilan nol rubel selama beberapa tahun ke depan. Apalagi kami menghadapi krisis moneter tahun 1998. Kunci sukses kami hanya fokus, yakni bagaimana agar penggunaan teknologi komputer bisa aman. Software antivirus adalah jawabannya,” ujar Eugene.
Dari perusahaan dengan penghasilan nol rubel itu, Kaspersky Lab kini menjadi sebuah perusahaan dengan penghasilan 300 juta dollar AS untuk tahun ini saja. Dari 15 karyawan, kini perusahaan itu sudah memiliki lebih dari 1.000 karyawan di 20 kantor cabang di seluruh dunia.
Kesan ”jauh” sebagai sebuah keluarga terlihat saat berlangsung acara yang dihadiri 150 jurnalis dari berbagai negara tersebut. Tidak sehari pun mereka berada dalam satu ruangan atau acara yang sama.
Kesannya, mereka ”kucingkucingan”. Namun, ketika sudah memasuki wawancara dan bicara mengenai bisnis Kaspersky Lab yang mereka bangun, keduanya tetap bisa menunjukkan kekompakan meski terpisah secara tempat dan waktu!
Kesempatan pertama diberikan Natalya setelah Kompas menunggu sesi pemotretan dan wawancara dia dengan salah satu stasiun televisi Rusia. ”Apa kabar Indonesia? Juga Anda?” sapanya di salah satu ruang besar di Hotel Marriott.
Perempuan lulusan Universitas Negeri Moskwa Jurusan Elektronika dan Matematika itu tampak simpel dalam menjawab berbagai pertanyaan meskipun dia bisa dikatakan hampir tidak pernah tersenyum saat berbicara. Ia cenderung serius.
Mengenakan busana yang didominasi warna coklat, ibu dua anak ini memilih merahasiakan hari lahirnya. Natalya lulus dari universitas bergengsi di Moskwa itu pada tahun 1989.
Setelah itu, dia langsung bekerja di KAMI, Pusat Teknologi Informasi Rusia. Tahun 2000 Natalya meninggalkan KAMI dan mulai mengembangkan peranti lunak (software) antivirus dalam sebuah proyek bernama AVP. Penjualan peranti lunak antivirus saat itu ”hanya” 200 dollar AS per bulan.
Padahal, itulah cikal bakal lahirnya Kaspersky Lab setelah berkolaborasi dengan tiga pemrogram lain. Bandingkan penghasilan Kaspersky sekarang yang mencapai 300 juta dollar AS dalam setahun!
Unit bisnis lain
Tidak puas dengan Kaspersky Lab yang pasti berada dalam bayang- bayang kejayaan sang suami, Eugene (maklum di Kaspersky Lab Natalya hanya disebut sebagai co-founder), perempuan yang juga fasih berbahasa Inggris dan bahasa Jerman ini lalu mendirikan satu unit bisnis lainnya, yakni Info-Watch.
Jika Kaspersky Lab berkonsentrasi pada pengamanan dan pencegahan virus asing, Info-Watch memproteksi data dan dokumen penting yang ada pada komputer dari pencurian ”orang dalam” sendiri, yakni karyawan di lingkungan sebuah perusahaan.
”Ini sering kali kurang disadari bahwa dokumen penting yang tersimpan dalam sebuah komputer itu rawan pencurian dan diperjualbelikan oleh karyawan kepada pihak lain,” kata Natalya yang pada tahun 2008 berada di peringkat ke-4 dari 200 perempuan pebisnis Rusia paling berpengaruh.
Natalya mengakui, perusahaan yang didirikannya itu sampai sekarang hanya dikenal di Rusia. Namun, dia bertekad untuk membawa InfoWatch lebih mendunia.
”Saya bertekad membawa InfoWatch keluar Rusia agar lebih dikenal, dan itu sudah menunjukkan hasilnya,” kata ibu dari Monika dan Igor ini.
Mantan KGB
Eugene Kaspersky adalah orang Rusia yang periang dan blak-blakan untuk ukuran bangsanya. Ia, misalnya, tidak segan- segan mengaku bahwa dulu bekerja untuk KGB, dinas intelijen Rusia yang terkenal ke seantero bumi itu.
Pemilik nama lengkap Evgeny Valentinovich Kaspersky yang lahir pada 4 Oktober 1965 di kota kecil Novorossiysk, Rusia, ini belakangan dikenal sebagai spesialis dalam pengamanan informasi komputer. Ia telah menulis ratusan artikel mengenai virus komputer dan berbicara mengenai keahliannya itu dalam berbagai forum internasional.
Sejak masih berusia muda, Eugene sudah jatuh cinta pada matematika, satu cabang ilmu yang justru paling ”ditakuti” sebagian orang. Saat menginjak sekolah menengah, kegemarannya adalah memecahkan soalsoal matematika. Hampir sebagian besar soal matematika bisa dia pecahkan.
Memasuki bangku universitas, Eugene kuliah di Institut Kriptografi, Telekomunikasi, dan Ilmu Komputer, sebuah lembaga yang didirikan Kementerian Pertahanan Rusia dan KGB.
”Saya pernah ditertawakan orang hanya karena menekuni kriptografi, tetapi saya bangga sebab hanya ’manusia langka’ tertentu sajalah yang bisa memasuki jurusan itu. Mahasiswa jurusan matematika pun belum tentu berhasil masuk di jurusan kriptografi,” kata Eugene mengenang jurusannya, sebuah ilmu yang mendedikasikan diri pada pemecahan sandi atau informasi yang tersembunyi.
Dalam atmosfer pendidikan modern, kriptografi menjadi bagian matematika dan ilmu komputer khusus dalam bidang pengamanan informasi dan rekayasa peranti lunak. Berbekal ilmu langka inilah Eugene melangkah ”ke luar” setelah mendapat izin pemerintah sebagai analis informasi.
Pada 1997, bersama Natalya yang kelak menjadi istrinya, Eugene mendirikan Kaspersky Lab. ”Saya mendirikan perusahaan ini dengan perencanaan. Namun bahwa saya konsentrasi di bidang virus komputer, itu benarbenar kebetulan,” kenangnya.
Mendeteksi virus komputer
Tatkala bekerja di pemerintah sebagai periset akhir tahun 1980-an, ia mendeteksi virus bernama Cascade pada komputer kerjanya. Sejak itulah, tepatnya tahun 1989, minatnya dikembangkan khusus untuk membuat peranti lunak pengamanan virus.
Eugene lalu bergabung dengan KAMI yang bergengsi di Rusia dan memulai proyek pengembangan peranti lunak antivirus (AVP). Berbekal pengalaman itu, Eugene bersama Natalya mendirikan Kaspersky Lab dan mengubah AVP menjadi Kaspersky Antivirus pada tahun 2000 setelah bersilang pendapat dengan rekan bisnisnya dari Amerika Serikat.
”Anda tahu berapa karyawan saya saat Kaspersky Lab berdiri? Hanya 15 orang dengan penghasilan nol rubel selama beberapa tahun ke depan. Apalagi kami menghadapi krisis moneter tahun 1998. Kunci sukses kami hanya fokus, yakni bagaimana agar penggunaan teknologi komputer bisa aman. Software antivirus adalah jawabannya,” ujar Eugene.
Dari perusahaan dengan penghasilan nol rubel itu, Kaspersky Lab kini menjadi sebuah perusahaan dengan penghasilan 300 juta dollar AS untuk tahun ini saja. Dari 15 karyawan, kini perusahaan itu sudah memiliki lebih dari 1.000 karyawan di 20 kantor cabang di seluruh dunia.
No comments:
Post a Comment