May 30, 2010

ARISAN BRONDONG

Arisan bagi kaum perempuan memang bukan hal yang aneh lagi. Apalagi di kota-kota metropolis, di saat para suami sibuk bekerja, para istri sibuk mencari kegiatan, salah satunya adalah Arisan. Tapi bukan arisan biasa yang dijalani oleh Lolita dan teman-teman sosialitanya, melainkan arisan yang memperebutkan brondong setiap bulannya.

Diawali dengan Misye (Andi Soraya) yang memamerkan brondong barunya, Lolita (Bella Saphira) yang merasa gengsi akhirnya berinisiatif menggelar arisan brondong. Ia pun mengajak Lolita, Jeng Uut dan Anis untuk mencari brondong yang bakal diperebutkan di arisan. Ternyata mencari brondong yang memiliki kualitas terbaik tidak gampang.

Sementara itu, Rian (Ferly Putra) tengah kerepotan karena memiliki pacar anak orang kaya, Tika (Navy Rizki Tavania). Rian berusaha mengimbangi Tika dengan kerja sambilan sebagai pengantar galon. Hingga akhirnya, Rian tak sengaja membakar butik milik Lolita. Bagi Lolita, Rian adalah paket yang lengkap, tampang dan body oke, ditambah kepolosan Rian. Tidak butuh berpikir lagi, Lolita melakukan blackmail agar Rian agar mau menjadi brondong yang diperebutkan di arisan mereka. Dengan ancaman bakal dilaporkan ke polisi jika Rian menolaknya, maka Rian pun mau saja jadi brondong di arisan Lolita. Perebutan Rian pun kian seru karena kedatangan Heidi (Heather Storm) bule asal California dan Nana asal Jepang yang punya koneksi dengan Yakuza.

Jadi rebutan tante-tante kaya bikin penampilan Rian pun ikut berubah. Teman-teman kos Rian pun curiga. Lama-lama terbongkar juga kalau Rian jadi brondong tante-tante kaya. Tapi Bagus (Hardi Fadhillah) dan Jaja (Farish Nahdi), teman-teman Rian, tak memandang rendah malah mereka berdua ingin mengikuti jejak Rian. Apalagi di usia 25, Bagus tidak pernah berhasil mendapat cewek-cewek yang seumuran. Sedang Jaja sedari kecil sudah menderita oedipus complex.

Mimpi jadi brondong yang punya segalanya ternyata tidak gampang bagi Rian, Bagus dan Jaja yang memang masih baru menjalani 'profesi' ini. Ditambah mereka harus melayani keinginan para tante-tante yang bermacam-macam. Rian sendiri masih berharap dengan hubungannya dengan Tika, meski pacarnya sudah mulai curiga dengan tingkah aneh Rian.
Download Film : part1,part2,part3,part4

 

Mar 22, 2010

Dampak dari Pergaulan Bebas


Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.

“Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi”.
Pelatihan Managemen tersebut diikuti 24 peserta utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali berlangsung selama empat hari.
Belum lama ini ada berita seputar tentang keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.
Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Legalisasi aborsi bukan sekedar masalah-masalah kesehatan reproduksi lokal Indonesia, tapi sudah termasuk salah satu pemaksaan gaya hidup kapitalis sekuler yang dipropagandakan PBB melalui ICDP (International Conference on Development and Population) tahun 1994 di Kairo Mesir.
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami ; penderitaan kehilangan harga diri (82%), berteriak-teriak histeris (51%), mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%), ingin bunuh diri (28%), terjerat obat-obat terlarang (41%), dan tidak bisa menikmati hubungan seksual (59%).
Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.
Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “.

Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah ;
- Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
- Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
- Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
- Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
- Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
- Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),
- Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
- Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
- Kanker hati (Liver Cancer).
- Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
- Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).
- Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
- Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
Nilai Pancasila
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
Pertama, Faktor agama dan iman.
Kedua, Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Keempat, Perubahan Zaman.
Nilai Agama
Firman Allah: ” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” ( QS 17:31 ). Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.

Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Islam memberikan ganjaran dosa yang sangat besar terhadap pelaku aborsi. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32 )
Oleh sebab itu aborsi adalah membunuh, membunuh berarti melakukan tindakan kriminal dan melawan terhadap perintah Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
Nilai Yuridis/Hukum
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia atas.
Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun.
Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang jelas dan tegas.
Kesimpulan
Telah jelas bagi kita tidak ada dasar bagi Rancangan pembentukan Undang-undang legalisasi aborsi karena hal itu bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama dan Hukum yang berlaku. Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat.

Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi. Sedangkan dilarang saja masih banyak terjadi aborsi, bagaimana jika hal ini dilegalkan? Legalisasi akan berakibat orang tidak lagi takut untuk melakukan hubungan intim pranikah, prostitusi karena jika hamil hanya tinggal datang ke dokter atau bidan beranak untuk menggugurkan, dengan kondisi ini dokter ataupun bidan dengan leluasa memberikan patokan harga yang tinggi dalam sekali melakukan pengguguran.
Jika perharinya yang melakukan aborsi 7 s/d 8 orang dan harga sekali aborsi sebesar Rp. 4.000.000,-, berarti dalam satu harinya dokter ataupun bidan bisa meraup keuntungan sebesar Rp. 32.000.000,-. Jika di legalkan hal tersebut lebih berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja, legalisasi tidak memberikan manfaat bagi masyarakat dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Agama, jika bertentangan tidak perlu diterima/dibentuk peraturan tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam penanganannya agar tidak terjadi kematian disebabkan aborsi tersebut. 


oleh : Nina Hamzah

Feb 23, 2010

PENDIDIKAN SEX UNTUK REMAJA DALAM ISLAM

I.PENDAHULUAN
Sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling panjang dan paling dominan bagi seorang pendidik, untuk menerapkan norma-norma yang baik dan arahan yang bersih kedalam jiwa anak-anak didiknya. Karena masa ini, jiwa mereka masih bersih, suci dan kalbu mereka belum terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk.
Apabila kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik secara maksimal tentu harapan besar untuk berhasil akan mudah diraihnya, sehingga kelak anak-anak akan tumbuh menjadi seorang pemuda dan pemudi yang tahan dalam menghadap berbagai tantangan di era sekarang ini.
Jika anak-anak dibiasakan dengan perbuatan-perbuatan yang baik niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik. Sebaliknya bila ia terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan ditelantarkan tanpa pendidikan seperti hewan yang dilepas begitu saja niscaya ia akan menjadi seorang yang merugi, celaka dan binasa dunia akhirat.
Mendidik anak bukan perkara yang mudah dan dilakukan dengan sembarangan tetapi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mengaku memeluk ajaran Islam, karena perintah ini datang dari Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-Tahriim (66) ayat: 6 yaitu;

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dewasa ini, telah mempercepat berubahnya nilai-nilai moral yang membawa dampak positif dan negatif terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak kita.
Dengan paradigma baru ini penulis sangat antusias untuk mengungkap hal-hal yang berkenaan dengan perilaku seks pada remaja. Hal ini sangat urgen untuk diungkapkan karena sangat banyak permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik dengan permasalahan tersebut.
II. PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual adalah “memberi pengetahuan yang benar kepada anak yang menyiapkannya untuk beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual dimasa depan kehidupannya; dan pemberian pengetahuan ini menyebabkan anak memperoleh kecenderungan logis yang benar terhadap masalah-masalah seksual dan reproduksi”.

Dari pengertian pendidikan seksual diatas dapat kita pahami mengenai penekanan pada pembekalan anak yang sudah baligh dengan kaidah yang mengatur perilaku seksual dan reproduksi yang mungkin menimpa kehidupannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan seksual Islami mengandung dua aspek yang salah satunya berperan menyiapkan dan membekali anak yang sudah dewasa dengan pengetahuan-pengetahuan teoritis tentang masalah seksual. Penulis disini berusaha memberikan pengetahuan teoritis kepada anak tentang perubahan seksual yang menyertainya antara lain :
1. Masa Remaja ( pubertas )
Remaja merupakan sekelompok manusia yang berada dalam proses pada masa ini sering mengalami kegoncangan. Masa ini disebut masa puber, yang mana pada masa ini remaja banyak terjadi perubahan. Perubahan ini terlihat dalam perkembangan fisik yang mengakibatkan tulang-tulang semakin panjang sehingga remaja bertambah cepat tinggi badanya. Disamping itu, pertumbuhan hormon mencapai kesempurnaan dalam arti bahwa remaja telah mampu meneruskan keturunan apabila melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya.
Remaja juga mengalami perkembangan emosi yang terlihat dalam upayanya untuk mencari identitas/jati diri dan pengakuan dari masyarakat sekitarnya dan terlihat kritis dalam hidupnya. Sehingga pada masa ini remaja sering dipandang sebagai suatu periode yang kritis dalam proses perkembangan sebelum menjadi dewasa.

2. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang cepat dan berpuncak pada kematangan seksual. Oleh karena itu manusia diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk bereproduksi dimana seorang anak laki-laki dapat menjadi ayah dan seorang gadis bisa menjadi ibu. Proses pematangan ini tergantung dari pengeluaran hormon dari kelenjar pituitari, kelenjar adrenal dan kelenjar kelamin. Hormon kelamin berfungsi merangsang pertumbuhan alat kelamin dari kecil menjadi ukuran dewasa. Dengan perkembangannya organ reproduksi mulai dihasilkan spermatozoa pada laki-laki dan ovom pada perempuan. Hal ini ditandai dengan terjadinya mimpi basah pada laki-laki dan menstruasi pada perempuan.
Pada masa puber anak laki-laki terjadi antara 13 – 16 tahun. Pada masa ini akan terjadi perubahan fisik antara lain :
a. Terjadi pertumbuhan tinggi badan yang pesat dan pernafasannya juga bertambah.
b. Tulang mukanya berkembang dan mendekati tanda kedewasaan
c. Otot-ototnya bertambah besar dan pori-pori kulit membesar.
d. Mulai tumbuh rambut disekitar alat kelamin, ketiak dan kumis.
Pada masa puber perempuan terjadi pada usia 10-16 tahun. Pada masa ini seorang gadis akan mengalami perubahan fisik antara lain :
a. Payudara mulai membesar
b. Pinggul dan bahu berkembang membesar.
c. Mulai mengalami menstruasi pertama kali.

Pada saat-saat inilah remaja menyadari bahwa telah beranjak dari masa remaja dan hampir mempunyai persamaan dengan orang dewasa. Perasaan senang pada orgasme jelas telah dimiliki pada masa ini dan menjelma menjadi makhluk yang agresif seksual secara hampir penuh. Jiwanya sering resah, gelisah dan berdebar dengan tidak menentu karena timbulnya rangsangan seks pada waktu tertentu. Hal ini merupakan saat-saat yang berbahaya bagi anak, karena kalau lingkungan pergaulannya terlampau bebas dan tidak terarah dalam segi pembinaannya, maka ia akan mudah sekali terbawa dalam noda hitam yang tidak semestinya dialami.Pengarahan yang semestinya dalam hal pengetahuan seks dan tuntunan agama dapat memberikan bekal untuk menjaga dirinya terhindar dari perbuatan negatif.
Pada masa remaja ini, jika ia sering mendengar tentang masalah seks dengan cerita yang menggelitik perasaannya, maka hal ini membuat dirinya mengalami ketidak tenangan. Keinginan yang aneh-aneh Akan timbul bersama gelora jiwanya yang pada pokoknya selalu dipenuhi dengan tanda tanya.
Dalam keadaan yang tidak terpimpin, dengan pengetahuan yang tidak memadai, apalagi jika tidak menjalankan dan mengamalkan agama secara aktif maka sebagai akibatnya menjadi kurang hati-hati menjaga kesucian dirinya, sehingga tidak segan-segan melakukan hubungan seks sebelum nikah, melacurkan diri untuk mencari kepuasan ataupun terseret pada arus pergaulan seks bebas yang akan menghancurkan dirinya.

B. Arti Penting Pendidikan Seks Untuk Remaja
Penulis berpendapat bahwa pendidika seks sangatlah penting untuk disampaikan kepada anak remaja untuk menjamin kebahagiaan hidup mereka setelah menikah. Pendidikan seks juga sangat penting untuk menjaga kestabilan situasi psikis saat mereka menjelang masa baligh. Pada umumnya anak remaja menginginkan penjelasan seks yang Islami sebelum mereka menikah, serta aturan-aturan seks yang mereka butuhkan dalam kehidupan rumah tangga di masa depan. Tidak mencukupi jika mereka dibiasakan berdasar pemahaman seks selama kanak-kanak dan dibiarkan begitu saja tanpa pendidikan seks yang sesuai perkembangan dan perubahan masa remaja.
Para pendidik hendaklah mulai menyadari bahwa penyampaian pendidika seks dimanapun sangat berguna bagi para remaja, seperti di rumah, masjid, dan disekolah-sekolah, InsyaAllah para remaja menjelang masa baligh dapat dihindarkan dari prilaku seks yang menyimpang. Namun jika pendidik tidak berusaha menyampaikan pendidikan seks yang sangat penting atau masih berfikir bahwa hal ini tabu untuk dibicarakan, dikhawatirkan mereka akan mendapatkan pengetahuan tentang seks dari orang-orang yang berakhlak rendah. Oleh karena itu, pendidik bersegera memberi pengetahuan tentang seks yang Islami sesuai dengan kaidah-kaidah Islam, sebelum mereka dimasuki pengetahuan seks yang sesat yang mendorong pada penyimpangan seks yang diharamkan oleh ajaran Islam dan menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Furqan (25) ayat : 43.



Artinya : Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Syu’ara (26) : 165-166 :


Artinya : Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki diantara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.
Dari ayat tersebut diatas bahwa permasalahan seks dalam Islam sangat diperhatikan, oleh karena itu kita harus memperhatikan permasalahan tersebut mulai sedini mungkin.
C. Kaidah-kaidah Pendidikan Seksual bagi Anak
1. Pendidikan seks dan Fikih pada anak.
Sejak anak mulai mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, anak sangat perlu diberi pengetahuan-pengetahuan tentang seks yang sesuai dengan usianya dan diajari hukum-hukum fikih terutama etika-etika pendidikan seks yang dibutuhkan, seperti cara istinja yang benar, memalingkan wajah dari kiblat ketika buang hajat, cara mensucikan pakaian dari najis atau melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Tugas pendidik adalah melatih secara praktis untuk memahami hukum-hukum ini dengan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan dapat menjaga dan merupakan jaminan bagi peningkatan keimanannya. Persiapan dini ini memberikan kemampuan yang lebih baik bagi anak yang mumayiz untuk beradaptasi dengan benar dengan perilaku seksual dan melindungi dirinya dari kesalahan besar yang dihadapinya pada usia baligh, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :

مسند أحمد - (ج 32 / ص 346)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا عَامِرُ بْنُ صالِحِ بْنِ رُسْتُمَ الْمُزَنِىُّ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ مُوسَى بْنِ عَمْرِو بْنِ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِى - قَالَ أَوِ ابْنِ سَعِيد ِ بْنِ الْعَاصِ - عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ ». تحفة 4473 معتلى 2623 ل

Artinya : Tiada suatu pemberianpun yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik.
2. Meminta izin
Ajaran Islam sangat menekankan etika meminta izin sejak usia dini, mengingat hal tersebut merupakan pendahuluan bagi kaidah kesopanan bagi anak muslim, yang tidak boleh sama sekali diabaikan, sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an surat An Nuur (24) ayat : 58.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara
kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka
selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain).
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ayat ini mengkhususkan fase pertama, yaitu minta izin pada tiga waktu sebelum usia baligh. Pada fase yang kedua anak usia baligh tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Nuur (24) ayat : 59 yaitu :

Artinya : Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur ( balig ), maka hendaklah mereka meminta izin, sebagaimana orang-orang lain meminta izin. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Demikian Allah mengatur kehidupan seksual masa usia kanak-kanak dan usia baligh. Tanpa adanya izin yang demikian aurat-aurat biasa terlihat sehingga dapat berpengaruh terhadap psikologi anak yang mumayyiz.
Pandangan yang membangkitkan gairah seks itu akan melekat pada fikiran anak hingga ia memasuki usia baligh. Hal ini sangat berbahaya baginya dan dapat menjatuhkan dirinya kelembah dosa.
3. Tempat Tinggal yang Layak huni.
Agar kita dapat menanamkan kaidah pendidikan seksual pada pribadi anak, dibutuhkan tempat yang layak dan luas terdiri dari beberapa kamar, sehingga memberikan ketenangan bagi penghuninya.
4. Pemisahan Tempat Tidur.
Pemisahan tempat tidur merupakan kaidah pendidikan bagi keberhasilan pendidikan seks bagi anak-anak. Anak-anak dijauhkan dari kamar orang tuanya yang didalamnya terdapat aktifitas seksual.
Disamping itu pemisahan anak laki-laki dan anak perempuan juga diperhatikan untuk menghindari sentuhan badan yang dapat membangkitkan rangsangan seksual yang sangat berbahaya.
5. Larangan Terhadap Tindakan Erotis.
Dalam hadis Rasulullah saw bersabda :

صحيح مسلم - (ج 2 / ص 456)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عُثْمَانَ قَالَ أَخْبَرَنِى زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ ».

Artinya : Janganlah pria melihat aurat pria lain dan janganlah wanita melihat aurat wanita lain dan janganlah bersentuhan pria dengan pria lain dibawah sehelai selimut, dan janganlah pula wanita bersentuhan dengan wanita lain dibawah sehelai selimut/kain.
Tindakan yang erotis dapat menjadi factor kuat munculnya penyimpangan seksual pada remaja. Sehingga pendidik perlu perhatikan lingkungan dimana anak-anak kita bergaul. Diera modern ini, tindakan erotis seperti menjadi budaya dan tren bagi anak remaja. Diberbagai media elektronik maupun media cetak anak-anak bebas menonton dan melihat gambar-gambar erotis. Fenomena ini sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis anak-anak remaja usia baligh

III. PENUTUP
Dari pembahasan tersebut diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Memberikan norma-norma yang baik kepada anak-anak sebaiknya adalah mulai usia dini yang jiwanya masih suci dan bersih belum terkontaminasi ajaran-ajaran yang buruk.
2. Anak yang dibiasakan dengan perbuatan-perbuatan baik niscaya akan menjadi orang yang baik pula.
3. Pendidikan seks usia baligh hendaknya dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan.
4. Keberhasilan pendidikan seks hanya dapat dicapai dengan mentaati syariat agama.
Demikian makalah yang bias penulis sampaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Sholahuddin, Biologi MTs, Semarang : Wahana Dinamika Karya, 2004
2. Abdul Aziz al Gawshi, Usus al Shihah al Nafsiyyah, Kairo : Maktabah al Nahdhah al Misriyyah, 1974.
3. Ahmad, Musnad Ahmad, Mauqu’ Wizaratu al Auqof al Misriyyah, juz. 32. 346
4. Moh. Yunus, Terjemah Al-Qur’an Al-Karim, Bandung : Al-Ma’arif, 1967.
5. Muslim, Shahih Muslim, Mauqu’ Wizaratu al Auqof al Misriyyah, juz. 2. 456.
6. R.H.A. Soenaryo, Al-Qur’an dan Terjamahnya, Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1971.


Oleh : Teguh Supriyantoro

Feb 18, 2010

PACARAN? NGGAK, AH!

Hmm.. dari judulnya aja udah pastinya seru dibahas nih, apalagi kalo udah ngomongin cinta-cintaan nggak bakalan ada habisnya buat dibahas. Dari jaman baheula sampe sekarang yang namanya cinta selalu seru untuk diobrolin. Lihat deh acara-acara di tivi kebanyakan tentang percintaan. Nggak ketinggalan majalah remaja, tabloid, novel, sinetron, film layar lebar sampai reality show semua isinya percintaan. Kalo masih kurang lagu-lagu anak band sekarang tidak jauh dari lirik-lirik cinta. So, nilai jual cinta nggak bakalan turun (jiaaah, cinta kok dijual?). Termasuk tulisan ini juga akan membahas tema yang sama. Tapi sudut pandangnya Islam, karena saya seorang muslim.
Bro en Sis, cinta itu anugerah. Dateng gitu aja, tiba-tiba muncul tanpa diundang (dah kayak jalangkung!). Nggak peduli tua atau muda, cantik atau jelek, ganteng atau tampan (loh? Curang nih cow) love doesn't know difference deh. Contoh cowok kalo udah suka sama cewe, bisa lupa segalanya, mulai dari ngelamun, ketawa sendiri (cinta gila kali ya?) sampe rela ngelakuin apa aja demi ceweknya. Padahal bisa aja dimanfaatin, aji mumpung jalan kemana aja dibayarin, dari makan sampai nonton. Ini cewek matre atau sekadar numpang makan (ngirit banget lo!). Atau mungkin dia punya prinsip “seefesien mungkin”. Kalo ada yang gratisan kenapa nggak? Pletak!
Wadooh, yang ceweknya nggak pada empati tuh, kali aja si cowok udah mati-matian nabung sebulan penuh, sampe hutang kanan-kiri juga kali ya? (nah loh ada yang kesendir tuh ya? Hehe…) Tapi kalo sampe para cewek dituduh matre or numpang makan doang, kayaknya cewek-cewek pada nggak setuju nih. But, tenang Sis. Nggak semua cewe kayak gitu kok (Jiaaah, pembelaan ini cuma contoh takutnya gue dicakar-cakar sama cewek-cewek, peace).
Eh, ada yang protes nggak kalo masalah pacaran dikaitkan dengan Islam? Biasanya kalo protes itu mikirnya gini: “Yang penting kan ibadahnya? Ngapain kudu disangkut-pautkan dengan Islam. Pacaran aja selama itu nggak ganggu orang lain dan nggak sampe berzina”. Hmm…
Bro, Islam udah ngasih aturan yang jelas, harusnya kita bisa menerima Islam dengan sepenuhnya, bukan cuma sebatas ritualnya aja atau dijadikan formalitas aja. Aturannya menyangkut semua hal, mulai dari aturan negara sampai aturan untuk individu. Jangan sampe di antara kamu ada yang rajin ngaji, sholat juga nggak ketinggalan, tapi maksiat tetep jalan. Hadduch.. STMJ tuh mah (Sholat Terus Maksiat Jalan). Sholat sih sholat, tapi soal maming alias Malam Mingguan kamu ngerasa wajib untuk hadir ke rumah pacar kamu. Niat ngapel sambil pamit sama ortu si pacar, mau ngajak jalan-jalan cari udara segar (cari aja oksigen di rumah sakit, lagi bengek kali tuh!). Intinya supaya bisa berdua aja.
Oya, ada juga tuh temen kita yang beralibi alais ngasih alasan bahwa pacaran yang mereka lakukan itu islami. Mereka sepakat putus sementara kalo datang bulan Ramadahn. Nanti abis Ramadhan disambung lagi (waduuuh, ngarep banget ya buat melegalkan pacaran?). Kalo gitu ngerampok secara islami ada juga kali ya, cuma ngerampok orang kaya yang pelit en pejabat korup (dah kayak Robin Hood dong? Asal deh lo!).
Gaul cara Islam
Bro en Sis, Allah Swt. udah berfirman (yang artinya):“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra [17]: 32)
Tuh, bukan cuma zinanya aja yang haram, tapi mendekati zina saja sudah dilarang. Pacaran identik dengan berkumpul antara lawan jenis. Istilahnya berkhalwat dengan yang bukan mahrammnya, dalam Islam tentu diharamkan karena bisa menjerumus ke dalam kemaksiatan en yang lebih parah berzina. Kalo mau plesetin omongannya Bang Napi jaman dulu (masih pada inget kan?). Yup, Bang Samsi (eh, Bang Napi) bilang: “Inget, kemaksiatan bukan hanya karena ada niat si pelaku, tapi juga karena ada kesempatan.” Bener banget. Kalo udah berudua-duaan yang ketiganya adalah setan. Hati-hati kalo sampe satpol PP juga ikut pantau. Kegiatan kamu bakalan diintip dan didiemin dulu biar ketangkep basah (nah loh pengalaman sapa tuch?) Soalnya, kalo udah terpancing sama hawa nafsu setan, gampang banget tuh ngegodainya, istilahnya tinggal tunggu jam tayang (dah kayak nonton bioskop aja tuh).
Bro, sebelum sampe berdua-duaan dengan lawan jenis, di awal-awal hubungan dengan lawan jenis udah diatur dengan baik lho dalam Islam. Supaya kejadian maksiat itu bisa dicegah karena peluangnya diminimalisir. Allah Swt. udah berfirman (yang artinya): “Katakanlah kepada orang-orang mukmin laki-laki: ‘Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya ….’ Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan: ‘Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya…’.” (QS an-Nuur [24]: 30–31)
So, menundukkan pandangan adalah menjaga pandangan. Nggak dilepas gitu aja tanpa kendali yang memungkinkan bakal merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan jenisnya yang beraksi. Pandangan bisa dibilang terpelihara jika secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.
Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tanganNya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”
Juga dalam hadis yang lain. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).
Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan. Ati-ati! Waspadalah!
Bor en Sis, dalam Islam nggak ada istilah pacaran, karena pada dasarnya aturan pergaulan dalam Islam adalah infishol alias “terpisah” dalam arti begini: cowok atau cewek hanya bergaul akrab dengan sejenisnya atau para mahram. Berhubungan dengan lawan jenis hanya masalah mu’amalah (bisnis, seperti di pasar antara penjual dan pembeli), pendidikan (seperti antara guru dengan murid atau dosen sama mahasiswanya) juga dalam masalah kesehatan (konsultasi dokter dengan pasiennya dan sejenisnya). Yang semuanya harus tetap sayr’i.
Soal tempat khusus dan tempat umum
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, Maka hendaklah kamu kembali. itu bersih bagimu dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS an-Nuur [24]: 27-28)
Bro en Sis, kamu perlu tahu nih tempat atau kondisi yang berkenaan dengan pergaulan antara cowok dan cewek yang bukan mahram.
Pertama, tempat yang kita tidak memerlukan izin pada saat masuk/melihat (contoh :lapangan, rumah sakit, Pasar, dll). Kedua, tempat khusus (tempat yang jika kita ingin masuk atau melihat maka diwajibkan untuk meminta izin, contoh: kamar mandi rumah, mobil pribadi, ruangan pribadi dan sejenisnya).
Terus nih, yang harus diperhatikan dalam pergaulan adalah soal istilah: Pertama, ij’tima, yakni berkumpul, tapi tidak ada interaksi. Kedua, a’laqoh, yakni interaksi, tapi nggak berkumpul (contohnya telepon, chatting online, SMS-an, kirim-kirim e-mail dan sejenisnya). Ketiga, ikhtilat, yakni berkumpul dan beriteraksi (dan yang dibolehkan bagi yang bukan mahram adalah hanya dalam masalah mu’amalat, pendidikan, dan kesehatan)
Oya, saya mau cerita dikit. Pernah tuh saya beda pendapat mengenai status hukum pacaran sama temen sendiri. Saya nggak setuju pacaran, bukan karena saya nggak laku buat pacaran, tapi karena banyak yang nolak sih hehe… (nggak ding, emang saya udah tahu hukumnya pacaran nggak boleh menurut ajaran Islam). Saya menolak pacaran bukan juga untuk nyuruh dia putus sama pacarnya, cuma pengen ngajak berfikir aja. Sampe pada klimaksnya dia bilang ke saya: “Kalo gaya hidup kamu kayak gitu mending nggak usah hidup di Indonesia aja!” Wadduh…. nggak nyangka temen saya ngomong begitu. sampe akhirnya gue jawab “Sory friend, aku hidup di bumi Allah Swt. Kalo kamu nggak setuju sama aturan Allah mending pergi aja dari bumi Allah”. Halah, saya spontan komen gitu. Sempet terfikir itu emosi saya yang menjawab kali ye? Tapi ya udahlah. So, saya udah mencoba untuk tegas walaupun saya masih belajar dalam mentaati semua aturan Islam.
Pacaran nggak cuma mereka yang masih bujangan dan gadis aja, tapi dari usia akil balig sampai kakek nenek bisa berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah. Hanya saja, yang umum kelihatan melakukan pacaran adalah para remaja. Betul apa bener?
Islam ngatur hubungan antar lawan jenis
Oya, bukan berarti nggak ada solusi dalam Islam untuk berhubungan dengan nonmahram. Dalam Islam hubungan nonmahram ini diakomodasi dalam lembaga perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami)
Selain hal tersebut di atas, baik itu hubungan teman, pergaulan laki-laki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun pacaran, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antar-tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak mengingkari adanya rasa suka atau bahkan cinta.
Bro en sis, bahkan diperbolehkan suka kepada laki-laki/perempuan yang bukan mahram, tetapi kita diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan nonmahram tanpa mematuhi aturan di atas. Kalau masih pengen juga, kamu kudu ditemani kakak laki-laki ataupun mahram laki-laki kamu dan kamu harus menutup auart masing-masing agar memenuhi aturan yang telah ditetapkan Islam. Tapi ini bukan dalam rangka pacaran, lho. Ya, sekadar bertemu untuk pendidikan atau dakwah, muamalah dan kesehatan. Oke?
Percayalah, jodoh itu Allah Ta’ala yang ngatur. Nggak usah maksain sampe pacaran segala. Ada cerita nih, dari guru ngaji gue sih (minta izin ngutip ya pak.. hehe). Jadi ada cowok-cewek yang udah kepalang pacaran en cinta banget. Ketika mereka dalam pengajian, dibahas tuh masalah pacaran kayak gini. Singkat cerita mereka putus, “demi Islam kita putus aja yach…” katanya. Wah dilema banget emang ya? (cinta deritanya tiada akhir.. hwaach dasar Patkai).
Emang berat en nggak gampang tuh ambil keputusan habis udah cinta mati. Sampe semboyannya aja: “I love you teu eureun-eureun” (gotong royong aja kali ya biar nggak berat). Tapi kemudian mereka iklhas menerima keputusannya. Berlanjut sampe mereka dewasa. Atas ijin Allah mereka dipertemukan kembali, karena ortunya udah saling kenal juga, akhirnya mereka menikah. Wah…wah pastinya bahagia banget mereka. Gimana Bro, mau, mau mau? Kalo udah siap jangan tunggu lama-lama buat ngehindar dari maksiat en fitnah lanjutkan ke pernikahan (lebih cepat lebih baik, kita mah pro syariat Islam!).
BTW, tapi kan nggak segampang yang saya omongin ya? Kata Bang Thufail al-Ghifari sih “nikah itu Jihad yang aduhai” (cit..cwiw!). So, bukankah kalo pengen serius jalin hubungan, emang tujuannya menikah? (loh kok jadi ngomongin nikah? Curhatan saya nih kayaknya. Watau!)
Bukti cinta sejati
Bro en Sis, Rasulullah saw. pernah bersabda (yang artinya): “Bukti cinta sejati itu ada tiga, yaitu: memilih kalam kekasihnya (al-Qu’an) daripada kalam lainNya (hasil produk manusia); memilih bergaul dengan kekasihNya daripada bergaul dengan yang lain; memilih keridhaan kekasihNya daripada keridhaan yang lain.”
Demikian ini karena orang yang mencintai sesuatu itu, ia menjadi hambanya. Yahya bin Mu’adz berhubungan dengan pengertian ini mengatakan: “Setitik benih cinta kepada Allah lebih aku sukai daripada pahala mengerjakan ibadah tujuh puluh tahun.”
Nah, kalo virus merah jambu mulai meradang di hatimu, cuma ada satu solusi jitu: merit binti kawin alias nikah. Nggak apa-apa kok masih muda juga asal udah mantap mentalnya, kuat ilmunya, dan cukup materinya. Tapi kalo ngerasa belum mampu, ya wis kamu kudu rajin-rajin berpuasa untuk meredam gejolak nafsumu. Dan tentunya sambil terus belajar, mengasah kemampuan, dan mengenali Islam lebih dalam, jangan lupa perbanyak kegiatan positif: ngaji dan olahraga, misalnya. Main gim? Halah, bolehlah asal jangan kebablasan! Tapi, daripada main gim mending baca al-Quran atau nulis kayak saya nih di buletin gaulislam. Insya Allah lebih oke. Sip kan?
Bro en Sis, hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperoleh kemenangan di hari akhirat kelak. Itu sebabnya, yuk kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah Swt. agar diberi kekuatan untuk menjalankan segala perintah dan meninggalkan segala laranganNya. Moga kita sukses di dunia dan di akhirat ya. Mau? Mau doooong!Semoga Allah menolong kita, amin. Jadi, tetep mau pacaran? Nggak, Ah! [Samsi: http://saidansam.wordpress.com]
Lulus Sekolah, Lalu Ngapain? gaulislam edisi 037/tahun I (4 Rajab 1429 H/7 Juli 2008)
Tahun ajaran baru segera dimulai. Tahun ajaran lama udah kita tinggalin. Bagi kamu yang masih tercatat sebagai siswa sih tentunya berharap tahun ajaran baru ini membawa perubahan baru. Tentu ke arah yang lebih baik. Tapi buat kamu yang udah lulus SMA dan nggak nerusin ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kayaknya rada nyantai dikit deh (atau malah always nyantai?). Iya, dibilang nyantai tuh karena nggak perlu mikirin lagi pelajaran kimia yang konon kabarnya bikin ubun-ubun ngebul, nggak ada lagi pelajaran fisika yang bisa bikin rambut jadi ubanan (idih hiperbolis banget! Ngarang deh lo!). Selamat tinggal pelajaran matematika yang bikin nggak karuan, maklum kata Ucup Kelik, matematika tuh akronim dari makin tekun makin tidak karuan. Pokoknya bebas lepas sesuka kamu mau ngapain aja. Tapi apa iya sebebas itu? Merasa bebas karena nggak belajar lagi? Idih, jadi selama ini kamu belajar di sekolah merasa terbebani dong? Nggak enjoy. Betul nggak?
Bro en Sis, sebenarnya kita sekolah bertahun-tahun sejak TK sampe lulus SMA itu isinya emang penuh dengan belajar. Selain belajar bidang akademik untuk ilmu umum dan ilmu agama, juga kita belajar berteman, belajar bergaul dengan kalangan manapun, belajar untuk saling menghargai dan menghormati dengan sesama komunitas tempat kita gaul, siap untuk terinspirasi oleh orang lain, sekaligus siap menjadi inspirasi bagi orang lain. Itulah hidup, Bro. Itulah makna belajar. Sekolah sebenarnya hanya satu cara kita belajar secara formal. Status kita sebagai pembelajar diakui oleh lembaga tertentu, belajar di tempat tertentu, mengenakan seragam tertentu, ada standar penilaian tertentu pula, serta kalo lulus memiliki surat tanda bukti tamat belajar alias ijazah.
Nah, selain di sekolah sebenarnya kita masih bisa belajar. Bahkan sangat boleh jadi belajar informal ini sangat banyak tempat dan kesempatannya. Kalo di sekolah itu, yang full day sekalipun, berada di lingkungan pendidikan tersebut maksimal 9 jam. Masih ada waktu 15 jam dari hitungan satu hari yang 24 jam itu. Pada jumlah jam inilah kita masih bisa belajar lagi. Belajar di sekolah kehidupan. Seperti apa tuh?
Boys and guys, waktu kamu naik kendaraan dari rumah ke sekolah, yang rata-rata ditempuh nggak kurang dari satu jam (ini kalo jarak rumahmu dengan sekolah nggak jauh), kamu masih bisa belajar untuk memperhatikan kehidupan ini. Jangan bengong aja pas naik angkot, tapi lihatlah ke sekeliling kamu. Memperhatikan para penumpang lain. Misalnya sesama teman satu sekolah atau sekolah lain. Kamu bisa ngobrol. Sebab, dengan ngobrol itulah wawasan kamu jadi terbuka. Kamu pun akhirnya jadi bisa tahu persoalan yang dialami teman kamu. Bahkan kamu sendiri bisa berbagi informasi kepada siapapun.
Belum lagi kalo kamu bisa merenungkan setiap peristiwa yang kamu lihat dalam perjalanan itu. Ketika ada orang yang meminta-minta atau mengamen di perempatan jalan ketika lampu pengatur lalulintas berwarna merah, kamu bisa memperhatikan mengapa mereka bisa seperti itu, mengapa mereka memilih hidup seperti itu dan lain sebagainya. Kamu bisa empati kepada mereka yang berada di jalur kehidupan seperti itu (dan mungkin aja kan kalo kamu punya solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut?). So, satu pelajaran lagi tentang hidup bisa dijadikan wawasan dan pemahaman kamu. Bener nggak sih?
So, sebenarnya ketika kamu lulus SMA dan nggak ngelanjutin kuliah, sebenarnya kamu udah terjun langsung dalam pelajaran hidup yang sebenarnya. Waktu yang kamu miliki bisa jauh lebih banyak untuk belajar di sektor informal. Bahkan saat itulah hidup penuh petualangan baru saja dimulai meski ada kewajiban yang hampir sama ketika masih sekolah. Misalnya kamu kerja bareng orang lain, entah di toko, di kantoran atau di pabrik. Pasti ada aturan mainnya, pasti ada ketentuan tambahan lainnya seperti wajib mengenakan seragam tertentu, harus mengerjakan tugas tertentu dan ada pertanggunganjawab atas apa yang kamu kerjakan. Iya kan?
Jadi sebenarnya polanya sama hanya kondisinya yang berbeda. Di sini, kamu juga tetap sebagai orang yang wajib belajar. Meski tak ada penilaian di bidang akademik tertentu, tapi penilaian dalam bidang lain, yakni keseriusan kerja, disiplin kerja, kebersamaan dalam sebuah team work, menghormati dan menghargai kawan kerja, memberikan kepercayaan kepada pemimpin perusahaan, dan lain sebagainya. Intinya, kita tetap belajar dan belajar selama hayat masih dikandung badan. Setuju nggak sih?
Jangan mau jadi penganggur!
Bro, hidup ini terlalu indah kalo cuma dipake bengong saban harinya. Lulus sekolah dan nggak ngelanjutin ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan berarti berhenti belajar dan berhenti beraktivitas. Sebaliknya, karena baru saja masuk gerbang petualangan hidup yang baru, maka kamu wajib serius mikirin. Sebab, ortu kamu bisa dibilang udah boleh berharap sama kamu untuk bisa mandiri. Bila perlu malah kamu jadi ikut bertanggung jawab dengan kehidupan keluarga kamu. Apalagi kalo ayah kamu udah pensiun kerja atau malah udah nggak ada di dunia ini. Maka, ketika kamu lulus sekolah pun, tanggung jawab ibu kamu jadi lebih ringan. Tinggal mikirin sekolah adik-adikmu (kalo kamu punya adik tentunya). Bersamaan dengan itu, tentu kamu kudu lebih kreatif nyari penghasilan. Ingat ya, bukan nyari pekerjaan, tapi mencari penghasilan untuk nafkah.
Itu sebabnya, kalo fokus kamu cuma nyari kerjaan, maka kamu jadi nggak terlalu kreatif. Karena yang dipikirin gimana caranya bikin surat lamaran dan segala kelengkapannya sambil berburu info lowongan kerjaan. Boleh aja sih, tapi harus juga dibarengi dengan kegiatan lain yang bisa menghasilkan uang. Sehingga nantinya kalo pun kamu dapetin kerjaan, kamu bisa nyambi mencari tambahan dengan keterampilan yang kamu miliki. Atau kalo pahit banget, yakni nggak dapetin kerjaan, tapi kamu masih bisa hidup dari aktivitas kamu yang bisa menghasilkan uang.
Banyak cara untuk mencari nafkah Bro. Jangan bebani lagi ortu kamu dengan urusan kita. Mulailah untuk mandiri. Kamu bisa coba jenis usaha kecil-kecilan dengan modal sedikit. Misalnya jualan pulsa telepon. Jangan bayangkan kalo jualan pulsa telepon itu modalnya harus gede. Nggak juga kok. Mungkin bisa gabung aja dulu ama teman yang udah punya usaha itu. Minimal kamu jadi makelarnya. Misalnya, kamu ngasih tahu ke temen-temen kamu yang punya ponsel bahwa kalo mo isi pulsa bisa ke temen kamu aja. Terus kamu bikin perjanjian sama teman kamu yang punya usaha jualan pulsa itu untuk dapetin fee juga. Ini pasti kecil deh hasilnya. Tapi kan bisa dibarengi dengan usaha lain, misalnya yang hubungannya dengan ponsel lagi. Saya punya teman yang model gitu. Dia nggak bisa membetulkan ponsel rusak, hanya saja dia punya kenalan yang bisa betulin ponsel rusak. Ya, sebagai makelar lah. Lumayan kan? Pasti ada pemasukan penghasilan tuh. Beruntung pula dia tergabung dalam sebuah komunitas dakwah, promosi usahanya bisa dilakukan MLM alias Marketing Lewat Mulut yang dilakukan teman-temannya. Ya, mirip-mirip kalo kita masuk jejaring sosial di dunia maya macam Friendster dan Multiply. Temannya teman kita yang belum tahu tentang kita bisa ngelihat profil kita lewat daftar kenalan yang dimiliki temannya itu. Wah, asyik banget kan?
Hmm.. itulah kenapa ukhuwah itu bisa membuka jalan bagi rejeki kita atau manfaat lainnya. Kita bisa saling memberi dan menerima, kita bisa saling menasihati dan mengingatkan. Insya Allah banyak manfaatnya. Jadi, jangan bengong aja di rumah. Cari teman sebanyak mungkin, Tentu teman yang baik-baik untuk ukhuwah kita. Syukur-syukur kalo bisa gabung dalam komunitas dakwah. Lebih mulia lagi aktivitasnya. Sehingga kalo pun nggak dapet-dapet kerjaan, kita masih bisa nyari peluang usaha bareng teman, nyari peluang dapetin penghasilan berkat kerjasama dengan teman lainnya sambil berdakwah menyampaikan kebenaran Islam. Duit dapet, pahala juga dapet. Jadi, nggak ada alasan untuk bengong di rumah sambil membebani ortu atau menikmati masa nganggur gara-gara belum dapet kerja. Padahal, usia kamu tuh usia produktif.
Hargai waktumu!
Bro en Sis, mumpung masih muda. Lulus sekolah dan nggak ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukanlah akhir dari hidup kita. Waktu kita insya Allah masih banyak. Tentu, harus kita gunakan dengan benar dan baik. Kita bisa beramal shalih, sekaligus waktu tersebut kita gunakan untuk mencari peluang penghasilan secara materi. Banyak cara bagi kita untuk bertahan hidup dengan jalan yang halal. Maka, segera hentikan diam kita dan mari hargai waktu dengan cara memanfaatkannya dengan benar dan baik di jalan yang diridhoi Allah Swt.
Nah, ngomongin soal waktu sebenarnya udah sering banget dibahas ya? Sebab, setiap dari diri kita masing-masing pasti udah punya sistem managemen sendiri dalam mengatur kebiasaan hidup kita. Jadi sebenarnya kalo mau disamakan modelnya agak susah. Tapi yang terpenting dalam mengatur waktu adalah pastikan sesuai dengan tujuan dan tak ada waktu yang disia-siakan begitu saja. Sebab, waktu ini akan terus berjalan. Sang waktu nggak perlu minta ijin sama kita yang lagi bengong, main gaple, ngobrol nggak jelas, dan aktivitas miskin manfaat lainnya. Ia akan terus berlari meninggalkan kita yang nggak pernah bergerak sedikit pun. Sering tak terasa, waktu seminggu sangat cepat, itu kita tahu setelah kita melewatinya. Bagi kita yang melewatinya dengan banyak amal baik insya Allah menjadi tabungan pahala kita kelak. Tapi bagi kita yang melewati hari demi hari dalam seminggu itu hanya dengan bengong dan bertopang dagu saja, rasa-rasanya sangat rugi, apalagi kalo melakukan maksiat, ruginya berlipat-lipat.
Allah berfirman dalam al-Quran:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإِْنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS al-‘Ashr [103]: 1-3)
Waktu memang ibarat pedang. Setiap detik ia memenggal kesempatan kita, dengan tak kenal kompromi. Kejam, kita rasa memang demikian. Tapi alangkah lebih kejamnya lagi apabila kita tidak memanfaatkannya untuk kebaikan. Itu namanya kita menzalimi diri kita sendiri. Sebab, ini persoalan bagaimana kita mengatur waktu yang terbatas yang diberikan oleh Allah Swt. Jangan sampai kita gunakan untuk hal-hal yang nggak ada manfaatnya.
Terbatas? Memang demikian faktanya, kawan. Andai saja usia kita di dunia ini 60 tahun. Maka itulah batas hidup kita di dunia ini. Ukuran panjang dan pendek, adalah hitungan logika kita, tapi tetap pada hakikatnya itu terbatas. Jadi, jangan sia-siakan waktumu.
Sebagai manusia, kita emang terbatas dan nggak sempurna. Itu sebabnya, kita jangan sampe melupakan siapa kita dan misi keberadaan kita di dunia ini. Ini wajib kita pahami betul, sobat. Kalau nggak? Wah, bisa kacau-beliau tuh. Coba aja perhatiin orang yang nggak sadar siapa dirinya dan misi adanya dia dunia ini, hidupnya suka semau gue. Seakan hidup nggak kenal waktu. Bahkan bagi orang yang kehidupannya diberikan kebahagiaan berlebih oleh Allah, suka lupa dan merasa ia akan hidup selamanya di dunia ini. Apalagi bila kita menjalaninya dengan serba mudah dan indah. Nikmat memang. Namun, sebetulnya kita sedang digiring ke arah tipu daya yang bakal menyesatkan kita bila kita tak segera menyadarinya. Rasulullah saw bersabda: “Ada dua nikmat, dimana manusia banyak tertipu di dalamnya; kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhari)
Benar, bila badan kita sehat, segar, dan bugar, bawaannya seneng dan merasa bahwa kita nggak bakalan sakit. Kalo lagi sehat nih, diajak jalan kemana aja kita antusias. Makan apa aja kita paling duluan ngambil dan mungkin paling gembul. Waktu kita sehat, kita lupa bahwa kita juga bakal sakit. Nggak heran kalo kemudian kita melakukan apa saja sesuka kita, termasuk yang deket-deket dengan dosa. Kesehatan memang nikmat yang bisa menipu kita. Melupakan kita dari aktivitas yang seharusnya kita lakukan.
Begitu pula dengan kesempatan. Kalo lagi ada waktu luang, bawaan kita pengennya nyantai aja. Coba, kalo tiba musim liburan (termasuk yang lulus sekolah), serta-merta kita bersorak kegirangan (bila perlu sambil nyanyi lagu “Sorak-Sorak Bergembira” karya Cornel Simanjuntak). Bukan karena kita bisa mengerjakan aktivitas yang nggak bisa dilakukan saat kita sekolah, tapi karena itu adalah semata-mata waktu luang. Kita menganggap bahwa itulah saatnya bersantai dan melepaskan beban penderitaan selama belajar di sekolah.
Ya, kesempatan juga bisa menipu kita. Padahal, waktu luang itu bisa kita gunakan utuk kegiatan yang bermanfaat dan berpahala. Namun nyatanya sedikit banget yang ngeh. Udah kepepet aja, baru nyesel. Ketika masih jauh dengan waktu ujian, kita nyantai banget. Eh, begitu hari “H”-nya, kita langsung kelabakan nyari bahan belajar untuk ujian. Soalnya selama itu nggak pernah nyatet pelajaran. Kalo begitu, buat apa sekolah ya? Dan yang pasti, banyak waktu terbuang percuma.
Jadi, sayangi dirimu kawan. Apalagi sekarang udah lulus sekolah. Waktumu seharusnya jadi tambah banyak untuk melakukan berbagai kegiatan yang benar dan baik, dakwah menyebarkan Islam contohnya. Yup, lulus sekolah bukan untuk nyatai, tapi justru kamu baru saja melangkah menuju arena kehidupan yang sebenarnya. Bisa lebih keras, bisa lebih terjal, tapi insya Allah selama keimanan dan akidah jadi landasan hidup kita, tak ada yang sama sekali menakutkan. Sebaliknya, kita jalani kehidupan ini dengan penuh semangat untuk tetap hidup dan menjadi jawara sejati. So, jangan pernah menatap masa depan dengan mata penuh ketakutan. Tetap semangat! [solihin: osolihin@gaulislam.com]

Mari kita memaksa diri untuk ingat mati ! Oleh : Wibowo
Maaf...baru terfikir untuk menceritakan cerita ini pada rekan-rekan pengunjung Dudung.net, mungkin ceritanya sudah basi, tapi insya Allah menarik, ada sisi baik di balik dari cerita ini untuk kita renungkan, berikut ini ceritanya.
Sama seperti pada minggu-minggu sebelumnya, walau tidak rutin tapi sering...Pagi-pagi sekali kami bertiga, aku, istri dan anak dalam satu sepeda motor berangkat menuju pengobatan alternatif untuk terapi kesehatan. Ketika itu istiku sedang hamil 8 bulan, agar ia dan janin yang dikandungnya sehat, untuk itu kami berinisiatif rutin terapi. Di samping biayanya sangat terjangkau, sekalian aku dan anak pertamaku juga diterapi disana, sekedar untuk menjaga kesehatan.
Berhubung pengobatan alternatif buka praktek jam 1/2 6 pagi, jadi jam 4 pagi kami harus sudah siap-siap berangkat, sholat subuhnya berjamaah di masjid yang berada tidak jauh dari tempat praktek itu. Pagi itu, sekian menit lagi akan sampai ke mesjid, aku dikejutkan dengan melintasnya Bajaj di perempatan lampu merah di kawasan Tebet Dalam ! biasalah perempatan lampu merah yang letaknya agak jauh ke dalam dari jalan besar, orang suka main nyelonong aja. Apalagi di pagi hari, selain sepi...pada perempatan seperti itu jarang ada polisi yang bertugas disana.
Detail kejadiannya begini. Ketika berada di perempatan lampu merah, saat itu jatahku untuk jalan dan dari jauh juga aku lihat lampu memang sudah hijau. Pada waktu aku akan tancap gas untuk belok kanan, selang sekian detik...dari arah berlawan ada Bajaj melaju kencang menerabas lampu merah. Masya Allah, Asli...aku kaget sekali, puji syukur Alhamdulillah terucap di hati dan dalam sholat aku sujud syukur, Allah masih memberi kesempatan pada kami bertiga untuk hidup, ups...bukan bertiga...tapi berempat ! ada satu lagi, yaitu janin yang sudah berumur 8 bulan di dalam rahim istriku.
Lalu sesampai di tempat tujuan dan dalam situasi antri, ada salah seorang Bapak-bapak disana menginformasikan bahwa Taufik Savalas meninggal dunia. "Innalillahi wainna ilahi rojiun" ucapku spontan saat itu. Lalu penasaran juga aku pingin tau jelas gimana kejadian wafatnya pelawak kondang itu ?! Langsung saja aku bertanya "meninggalnya kenapa Pak ?" Bapak itu bilang "tabrakan" ! Wah kaget juga aku...karena baruuu saja aku sekeluarga hampir kena musibah yang sama. Dalam beberapa jam ke depan terlintas terus di pikiranku mengenai kejadian di perempatan itu tadi. Tapi aku tidak sanggup untuk terus membayangkannya bila saat itu sampai terjadi tabrakan beneran ! apalagi saat itu istriku dalam keadaan hamil tua.
Seiring dengan meninggalnya Taufik Savalas, di penjuru negeri dan belahan negara sana, banyak juga manusia yang menjumpai ajalnya dan begitu seterusnya sampai hari akhir nanti. Dalam surah Ali-Imran ayat 185, Allah berfirman "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati". Begitulah ketentuan yang berlaku tertulis di dalam Al-qur'an.
Bila ajal sudah tiba ! berarti jatah waktu kita hidup di dunia sudah habis. Tidak ada satu mahluk pun yang bisa menghindar lari dari jemputan malaikat Izroil yang memang secara khusus sudah diperintahkan oleh Allah. Allah berkata dalam QS.Al-Munaafiqun Ayat 11 "Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan."
Dalam ayat lain Allah berfirman "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS.Al-Jumu'ah : 8).
Mendengar kabar orang meninggal dunia, sungguh itu sebuah kabar yang tidak mengenakan untuk di dengar, apalagi yang meninggal dunia itu sodara dekat atau kawan dekat. Seperti Taufik Savalas itu, aku lihat berita di layar kaca, beberapa kawannya sampai ada yang meneteskan air mata. Masyarakat pun ada yang merasa kehilangan sosok pelawak yang sangat lucu itu. Saat mengenangnya mereka berkomentar "dia orangnya ramah lho dan baik, dermawan juga suka bagi-bagi duit pada orang miskin, dan suka berdakwah juga".
Saat kita melihat atau mendengar ada orang meninggal dunia, jangan hanya berexpresi sedih dan berkomentar seperti tadi di atas. Karena buat apa hanya berexpresi sedih, tapi jauh dari ingat mati ! harusnya berbarengan dengan expresi itu, kita paksakan diri untuk ingat mati, bahwasanya kita juga akan mengalami hal yang serupa, yaitu mati ! Jadi merenunglah sejenak, sudah sampai mana kwalitas ibadah kita hingga saat ini dan sudah sejauh mana kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian ?! menurut hematku, begitu lah seharusnya sikap diri ketika melihat atau mendengar ada orang yang sudah lebih dulu menghadap keharibaan-Nya.
Baginda Nabi Muhammad S A W bersabda ''Orang yang cerdas adalah orang yang pandai menghisab dirinya di dunia dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya dan hanya suka berharap kepada Allah tanpa melakukan apa-apa.'' (HR Tirmidzi).
Mari kita memaksa diri untuk ingat mati, karena kapan saja dan dimana saja maut bisa datang ! Mati tidak selalu berawal dengan timbulnya penyakit, tapi bisa datang dengan tiba-tiba tanpa diduga. Itu semata-mata karena memang jatah waktu hidup sudah habis, jadi saat itu Allah memerintahkan malaikat Izroil untuk mencabut jawa seseorang dalam keadaan apapun. Wallahu 'alam bish showab.
Berpenampilan Muslimah Yang gaul & Syar'i
Setelah sempat dilecehkan, akhirnya busana muslimah diterima di tengah masyarakat kita. Bahkan busana jenis ini, kemudian menjadi trend yang terus berkembang. Tidak lagi sulit menemukan wanita yang mengenakan busana muslimah lengkap dengan kerudung yang menutupi auratnya. Beragam mode, corak dan warna busana muslimah begitu indah dipandang mata. Berbagai pasar dan pusat perbelanjaan yang merupakan mata rantai dari busana jenis ini, juga menyediakan keleluasaan memilih bagi para muslimah, dengan begitu banyak mode yang mereka tawarkan.
Aneka pilihan busana muslimah membuka jalan bagi para muslimah untuk tampil lebih gaya. Tentunya bukan gaya yang berlebihan dan berkonotasi negatif.Namun, langkah seorang muslim dan muslimah harus seiring sejalan dengan tuntunan al Qur'an dan hadist yang sangat mulia. Jadi tidak sekedar tampil gaya, kita pun harus memperhatikan busana dan cara berbusana seperti yang diajarkan dalam Islam.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan dalam berbusana muslimah adalah:
1. Menutupi seluruh tubuh, selain yang dikecualikan.
Pendapat ulama yang paling kuat tentang bagian tubuh yang dikecualikan dan boleh terlihat adalah muka dan telapak tangan.
2. Memakai kerudung sampai dada Ketentuan ini merujuk pada al Qur'an surat An Nuur ayat 31, "Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung hingga ke dadanya." Ketentuan ini juga ada pada surat al Ahzab ayat 59, "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka keseluruh tubuh."
Dengan demikian kriteria kerudung yang sesuai dengan ayat-ayat di atas adalah yang menutup rambut, leher sampai ke dada. Bukan yang hanya menutup rambut atau sampai leher saja.
3. Tidak tipis sehingga terlihat kulit dan bayangan tubuh dibaliknya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah pernah memberi Usamah bin Zaid Qubthiyyah (pakaian dari katun yang tipis) yang kasar. Tetapi Usamah tidak memakai dan ia memberikan pada istrinya. Nabi SAW bersabda, "Suruhlah ia memakai rangkapan (puring) didalamnya, agar tidak terlihat lekuk-lekuk tulangnya."
4. Tidak ketat sehingga tergambar jelas bentuk tubuhnya.
Busana ketat walau tidak tipis akan memperlihatkan lekuk tubuh wanita, misalnya bentuk pinggul, dada, bokong dan sebagainya. Meskipun berpakaian dan menutup rambut, sebenarnya ia tetap saja telanjang. Busana mode ini akan lebih membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan wanita yang mengenakan busana seperti ini kelak tidak akan masuk surga bahkan mencium bau surga pun tidak bisa.
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki Menurut Abdul Halim Abu Syuqqah dalam buku kebebasan wanita (jilid IV) yang dimaksud adalah larangan menyerupai laki-laki secara keseluruhan. Bukan hanya kesamaan dalam satu potongan pakaian saja misalnya celana panjang yang bisa dikenakan oleh pria atau wanita. Agar tidak membentuk tubuh, sebaiknya celana tersebut berpipa lebar dilengkapai dengan stelan baju yang agak panjang.
6. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir Masih menurut Abu Syuqqah, prinsip nomor 5 di atas juga bisa dipakai. Yang terlarang adalah menyerupai secara keseluruhan, misalnya busana muslimah yang menyerupai biarawati.
7. Tidak dimaksudkan untuk pamer atau menarik perhatian laki-laki.
Wangi parfum yang berlebihan dan gaya berjalan yang dibuat-buat dapat menarik perhatian laki-laki dan bisa menimbulkan fantasi seronok. Karenanya harus dihindari, agar tujuan memakai busana muslimah untuk melindungi muslimah itu sendiri. Prinsip kesederhanaannya tercakup disini, maksudnya harus dihindari gaya busana dan hiasan yang berlebihan supaya tidak menarik perhatian yang tidak semestinya. (Sumber: Majalah Ummi edisi spesial Oktober-Desember 2005/1426 H)
Wahai ukhtiku yang dirahmati Allah, marilah kita memperbaiki penampilan diri kita, menjadi wanita muslimah yang selalu diridhai Allah karena pakaian takwa adaalah pakaian yang sempurna, Let's go menjadi bidadari dunia yang dapat membuat bidadari syurga cemburu. Segerakan untuk merubah pakaian jahiliyah yang selama ini kita banggakan karena tahukah kita bahwa pada waktu Rasulullah Saw melaksanakan isra' mi'raj pada waktu beliau melewati neraka kebanyakan didalamnya adalah"Wanita yang berpakaian tapi telanjang" Na'uzubillahi mindzalik, semoga Allah selalu melindungi kita ukhtiku, dan wanita yang memakai pakaian yang takwa tidak akan dijilat tubuhnya oleh api neraka yang sangat....100Mx panasnya."dari berbagai sumber"

Feb 14, 2010

Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Islam

Oleh : Abied

Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine’s Day. Biasanya mereka saling mengucapkan “selamat hari Valentine”, berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian?

Sejarah Valentine’s Day

The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day :

“Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine’s Day probably came from a combination of all three of those sources–plus the belief that spring is a time for lovers.”

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama –nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (Lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (Lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Orang-orang yang mendambakan doa St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (Lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).

Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (Lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, yang artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta’ala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

Saudaraku, itulah sejarah Valentine’s Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya?

Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri Islam- yang terkena penyakit ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’ : 36).

Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Islam

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi’ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. At-Tirmidzi).

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”

Abu Waqid Radhiallaahu anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah berkata, “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath.” Maka Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan : “Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:

Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.

Kedua: ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”

Maka adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan bara’ (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan) orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah : 6-7).

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.

Allah Subhannahu wa Ta’ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah : 51).

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Mujadilah : 22).

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.

Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …sal lain sebagainya, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah Subhannahu wa Ta’ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.

Kasih Sayang dalam Islam

Firman Allah SWT: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paing bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (QS. al-Hujurat :13).

Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang, kasih sayang dalam Islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi SAW bersabda : “Tidaklah beriman seseorang diantara kamu, hingga kamu mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR. Bukhari).

Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap sudaranya lewat tiga hari.” (HR. Muslim).

Disini jelas bahwa kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan serta dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam hadits Nabi SAW: “Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin).” (HR. Muslim).

Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas ra. Nabi bersabda : “Tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang”, jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang tanpa dibarengi dengan niat-niat jelek.

Dengan datangnya Valentine’s Day dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang tidak mengerti akan mampu terjerumus dalam hal-hal negatif dengan mentafsirkan kasih sayang di hari yang special ini. Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Israa’ : 32), yakni perbuatan yang dilarang oleh agama baik secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu kita mesti sadar apa arti yang sesungguhnya sebuah kasih sayang.

Selain itu pula dijelaskan dalam perkara mencintai seseorang tidaklah boleh untuk berlebihan yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka. Sebagai etika untuk seorang muslim, Rasulullah SAW bersabda : “Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu.” (HR. Turmidzi).

Dan masih banyak lagi diantara hadits Nabi SAW yang menerangkan tentang kasih sayang yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Dengan demikian marilah kita mencontoh budi pekerti Nabi besar Muhammad SAW, yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai jalan untuk kebaikan untuk di dunia dan hari kemudian.